ISU-ISU STRATEGIS PEMERINTAHAN KOTA BANDAR LAMPUNG


Foto Ilustrasi: Ruang Walikota Kota Bandar Lampung
Berikut adalah beberapa isu strategis terkait di Kota Bandar Lampung kita tercinta:

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama        
A.    Pendidikan
Bidang pendidikan di Kota Bandar Lampung mengalami permasalahan sebagai berikut:
1.    Angka rata-rata lama bersekolah masih rendah, yaitu sebesar 9,6 tahun pada tahun 2014.
2.    Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau masyarakat belum terwujud sepenuhnya.
3.    Jumlah satuan pendidikan PAUD dan Pendidikan Dasar yang terakreditasi masih rendah/sedikit.
4.    Rendahnya penguasaan dan pemanfaatan IT dalam pembelajaran.
5. Fasilitas/sarana penunjang pendidikan termasuk pengembangan perpustakaan dan laboratorium sebagai sarana minat dan budaya baca belum memadai.
6.    Biaya pendidikan sekolah menengah dan tinggi masih membebani orang tua peserta didik, khususnya masyarakat tidak mampu.
7.   Kualitas tenaga pendidik yang belum merata pada setiap sekolah, sehingga diperlukan upaya pemerataan kualitas guru.
8.    Sarana dan prasarana gedung tempat pendidikan belum memenuhi standar pelayanan mutu. Keterbatasan dan harga lahan di Bandar Lampung juga menuntut pengembangan pembangunan kearah vertikal dengan utilitas yang modern.
9.    Belum meratanya pelaksanaan Program Bantuan Pendidikan untuk Siswa Kurang Mampu Berprestasi (Bina Lingkungan)
B.    Kesehatan
Permasalahan terkait dengan kesehatan di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Pelayanan kesehatan murah dan bermutu belum sepenuhnya menjangkau masyarakat, khususnya masyarakat miskin.
2.    Meningkatnya prevalensi terjadinya penyakit yang disebabkan karena kepadatan penduduk tinggi dan tekanan masalah lingkungan, sebagai akibat dari:
a.         sanitasi dan udara yang kotor
b.         varian  penyakit baru yang menyebar
c.          penyakit akibat penyalahgunaan obat
3.    Selain itu penyakit-penyakit degeneratif akibat situasi kondisi perkotaan dan pola hidup juga akan cenderung membesar.
4.    Sarana pelayanan kesehatan masih menanggung beban lebih besar dibandingkan dengan kapasitasnya.
5.    Angka fertilitas belum tercapai.
6.    Angka harapan hidup belum tercapai.
7.    Kapasitas pelayanan Puskesmas belum optimal.
8.    Belum optimalnya sinergitas pelayanan kesehatan antara pemerintah dengan swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana kesehatan.
9.    Belum Meratanya pelaksanaan Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat yang membutuhkan (Jamkesda, Jampersal)
C.    Demografi
Permasalahan terkait kependudukan di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Laju pertumbuhan penduduk masih relatif tinggi (2% pertahun).
2.    Kepadatan penduduk yang cukup tinggi, mencapai 4.871 jiwa per kilometer persegi (2014).
3.    Jumlah penduduk miskin yang masih relatif tinggi, mencapai 10,67% pada tahun 2014.
D.   Tenaga Kerja
Permasalahan bidang ketenagakerjaan di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Ketersediaan lapangan kerja masih terbatas.
2.    Tingkat pengangguran masih relatif tinggi, yaitu sebesar 8,295 pada tahun 2014.
3.    Belum seimbangnya antara pertumbuhan angkatan kerja yang besar dengan pertumbuhan kesempatan kerja.
4.    Keterampilan dan kecakapan tenaga kerja yang masih rendah, kurang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja dan kewirausahaan.
E.    Kebudayaan
Permasalahan bidang kebudayaan dan pariwisata di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Rendahnya kepekaan terhadap warisan budaya daerah.
2.    Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi, seni, bahasa dan sastra daerah.
3.    Belum optimalnya pengelolaan budaya sebagai aset yang sangat berharga dalam membangun jati diri dan mewarnai segenap sektor kehidupan  dan menyaring masuknya budaya-budaya asing yang kurang sesuai dengan tatanan, tuntunan dan tontonan budaya lokal.
4.    Belum optimalnya pengelolaan budaya untuk meningkatkan daya tarik wisata dari luar daerah dan dunia internasional.
5.    Belum tersedianya arah kebijakan pariwisata daerah (Riparda).
6.    Masih terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang pariwisata dan kebudayaan.
7.    Belum memiliki bank data kebudayaan dan kepariwisataan yang lengkap.
8.    Terbatasnya anggaran yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan yang diperlukan.
9.    Lemahnya koordinasi lintas sektoral (antar OPD) dalam mendukung pembangunan pariwisata.
10. Belum menerapkan teknologi informasi yang utuh dalam pengelolaan data kebudayaan dan kepariwisataan.
11. Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat, dan tradisi, seni bahasa dan sastra daerah.
12. Belum optimalnya pengelolaan budaya sebagai aset yang sangat berharga dalam membangun jati diri dan mewarnai segenap sektor kehidupan dan menyaring masuknya budaya asing yang kurang sesuai tatanan, tuntunan, dan tontonan budaya lokal.
F.    Sosial
Permasalahan bidang sosial di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, perlu dikendalikan dan ditanggulangi.
2.    Semakin meningkatnya usia harapan hidup yang berarti semakin banyaknya penduduk lanjut usia memerlukan perhatian dan pelayanan pembangunan sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan hidup penduduk lanjut usia.
3.    Jangkauan, mutu dan akses pelayanan sosial dasar masih kurang.
4.    Sistem jaminan sosial masyarakat yang berkelanjutan belum berkembang maksimal;
5.    Kerjasama pemerintah, swasta dan masyarakat dalam memberdayakan kelompok penyandang masalah kesejahteraan sosial masyarakat belum efektif;
6.    Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) masih belum optimal.
7.    Permasalahan sosial kemasyarakatan, kesadaran dalam pengelolaan lingkungan belum menjadi kebiasaan umum dalam limgkup sosial kemasyarakatan di Kota Bandar Lampung khususnya dan sebagian besar wilayah Indonesia pada umumnya. Penanganan persampahan di Kota Bandar Lampung sebenarnya sudah cukup baik, hanya saja ke depannya upaya perubahan perilaku untuk memiliki kesadaran membuang sampah pada tempatnya, serta pembinaan dan pelatihan dalam pengelolaan sampah masih perlu disosialisasikan kepada masyarakat.
G.   Agama
Permasalahan bidang keagamaan di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.   Kurangnya pembinaan dan insentif Guru Mengaji dan Penjaga Masjid (Marbot).           
2.   Kurangnya kesadaran belajar agama.

Bidang Ekonomi        
Secara umum, bidang perekonomian di kota Bandar Lampung menghadapai beberapa masalah sebagai berikut:
1.    PDRB perkapita yang masih di bawah rata-rata nasional dan rata-rata Sumatera.
2.    Tingkat inflasi yang masih tinggi, yaitu mencapai 8,36% pada tahun 2014.
3.    Pemberian insentif dan kemudahan investasi belum efektif menarik investasi.
4.    Belum optimalnya kualitas pelayanan prima kelembagaan dan pelayanan investasi.
5.    Rendahnya daya saing pasar tradisional, terdesak oleh keberadaan pasar modern.
6.    Sentra-sentra kegiatan ekonomi yang sudah terbentuk belum terkelola secara baik dan belum mendapat dukungan optimal dari pemerintah.
Secara khusus, permasalahan pembangunan di bidang ekonomi adalah sebagai berikut:
A.    UMKM dan Koperasi
Permasalahan yang terdapat pada bidang ekonomi khususnya yang terkait dengan UMKM dan Koperasi di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Rendahnya aksesbilitas pelaku UMKM terhadap sumber permodalan khususnya perbankan.   
2.    Rendahnya penguasaan dan pemanfaatan teknologi oleh sektor UMKM dan Koperasi.

B.    Industri
Permasalahan yang terdapat pada bidang Industri di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Ketersediaan energi listrik bagi industri yang terbatas.
2.    Rendahnya pertumbuhan industri kecil, yang hanya mencapai 6,65% pada tahun 2014.
C.    Pariwisata
Permasalahan yang terdapat pada bidang pariwisata di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Sarana dan prasarana obyek wisata kurang memadai.
2.    Belum adanya program yang terintegrasi antar berbagai pihak terkait untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi pariwisata.
D.   Ekonomi Kreatif
Permasalahan yang terdapat pada bidang ekonomi kreatif di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Kurangnya keterampilan/kreativitas masyarakat di Kota Bandar Lampung.
2.    Kurangnya penyuluhan dari pemerintah dan rendahnya peran stake holder penggiat ekonomi kreatif di Kota Bandar Lampung.
4.1.1.               Bidang IPTEKS
Permasalahan yang terdapat pada bidang Ipteks di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Terbatasnya sumberdaya IPTEKS.
2.    Rendahnya kontribusi institusi penghasil IPTEKS, seperti misalnya BPPT, Balitbang maupun Perguruan Tinggi.
3.    Penggunaan teknologi informasi untuk keperluan pelayanan publik belum memadai sehingga pelayanan tersebut belum mencapai tahap yang optimal.

4.1.2.               Keamanan dan Ketertiban
Permasalahan yang terdapat pada bidang pertahanan dan keamanan di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Masih tingginya tindak kejahatan di Wilayah Kota Bandar Lampung

4.1.3.               Bidang Wilayah dan Tata Ruang        
Permasalahan yang terdapat pada bidang penataan ruang wilayah di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Belum optimalnya pemanfaatan dokumen rencana tata ruang sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan.
2.    Tekanan alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi non pertanian yang menimbulkan dampak terhadap kelestarian lingkungan, sementara itu, RTH Kota Bandar Lampung saat ini hanya 12% masih cukup jauh dari rasio idealnya yang sebesar 30%.
3.    Kurang optimalnya perencanaan perkembangan wilayah pada kawasan strategis dan cepat tumbuh.
4.    Lemahnya peraturan dan regulasi yang mengatur keberlangsungan dan kelestarian bukit, sungai, pantai dan sebagainya akan menyulitkan penegakan hukum bahkan membuka celah bagi penyelewengan.       
4.1.4.               Bidang Sarana dan Prasarana   
Permasalahan yang terdapat pada bidang sarana dan prasarana wilayah di Kota Bandar Lampung antara lain:
1.    Kapasitas jalan yang kurang mendukung pergerakan penduduk dan laju pertumbuhan kendaraan menyebabkan kemacetan.
2.    Masih terdapat infrastruktur jalan yang belum diaspal (kerikil dan tanah).
3.    Masih terdapat infrastruktur jalan yang rusak dan rusak berat.
4.    Kondisi Drainase yang tidak selaras dengan tata ruang dan prasarana lainnya telah menimbulkan dampak negatif pada sarana jalan dan menyebabkan banjir.
5.    Masih banyak kelurahan yang termasuk dalam kategori kumuh. Berdasrkan data P2KP tahun 2015, terdapat 57 kelurahan yang termasuk kedalam kategori kumuh.
6.    Prasarana Dasar Kawasan Permukiman belum berfungsi dengan baik, seperti:
a.     Drainase banyak yang tersumbat;
b.     Sanitasi kurang berjalan dengan baik;
c.     Sarana pasokan tenaga listrik;
d.     Sarana air bersih;
e.     Sarana pengelolaan sampah;
f.      Sarana prasarana pendidikan formal;
g.     Optimalisasi dan perbaikan sistem Drainase;
h.     Pengerukan dan normalisasi sungai;
i.       Penataan lingkungan kumuh dengan peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan pemukima, iar bersih, dan sanitasi;
j.      Peningkatan dan pemeliharaan rutin jaringan transportasi perkotaan;
k.     Tenaga pengawas yang belum memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk melaksanakan pengawasan di lapangan;
l.       Sistem informai infrastruktur perkotaan masih manual dan datanya belum update, tidak sebanding dengan kecepatan pelaksanaan pembangunan.

4.1.5.               Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Berikut permasalahan di bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup:
1.    Tingginya konversi lahan produktif ke lahan terbangun;
2.    Peningkatan penyediaan sumber air baku belum memadai untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.
3.    Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan.
4.    Potensi sumberdaya alam khususnya wilayah pantai yang belum ditata dan dikembangkan.
5.    Meningkatnya kasus pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh laju pertumbuhan penduduk di wilayah perkotaan.
6.    Pencemaran udara sebagai dampak kemajuan transportasi dan industrialisasi, pencemaran sungai dan tanah karena limbah industri dan limbah rumah tangga.
7.    Lemahnya pengawasan terhadap pencemaran Iingkungan karena minimnya SDM aparatur pemerintah.
8.    Sistem Drainase yang tidak baik akan berdampak terjadinya banjir
9.    Kurangnya ruang terbuka hijau (hanya 12% dari luas wilayah kota Bandar lampung).
10. Belum adanya dokumen terkait penetapan kawasan rawan bencana dan program penanggulangan dampak bencana.

Semoga memberikan kebermanfaatan

#bandarlampung #bandarlampungcreativecity #kotabandarlampung 

Comments