BERMIMPILAH DAN JAGALAH IMPIANMU

Foto Ilustrasi : Muncak

Dikisahkan seorang ibu dan seorang anak gadisnya yang tinggal di lingkungan kumuh dan padat penduduk. Tinggal di kontrakan yang serba seadanya, mencukupi kehidupanya dengan menjadi pembantu rumah tangga dipagi hari, kemudian menjadi buruh upah di pabrik di waktu siang, dan mejadi pelayan di rumah makan diwaktu malam. Anaknya yang kini duduk di bangku kelas menengah pun mendapatkan pendidikan seadanya. Bukan karena tidak ingin menyekolahkan di tempat yang baik, fasilitas yang baik, seragam yang baik, dan buku yang baik, namun itulah yang mampu diberikan oleh sang ibu.

Setiap hari sang ibu sebelum berangkat bekerja selalu membangunkan anaknya untuk segera berangkat ke sekolah. Dalam doanya setiap pagi dia selalu berharap putrinya mampu menerima pelajaran di sekolahnya. Sang ibu tak henti hentinya mendukung putrinya untuk bersemangat dalam belajar agar nantinya lulus sekolah dengan nilai yang baik. Sayangnya, si anak gadis mempunyai pemikiran lain. Di sekolah pun bermalasan dirumah pun enggan belajar.

Si anak berfikir bahwa dia lulus ataupun tidak dari sekolah, pasti dia juga nanti mengikuti jejak ibunya menjadi pembantu. Seorang miskin akan ditakdirkan miskin. Seorang pembantu sudah pasti anaknya pasti menjadi pembantu, seorang supir anaknya pun pasti juga akan menjadi supir, seorang dokter anaknya juga kelak pasti menjadi dokter, ujar si anak mempertegas ucapanya kepada sang ibu.

Hal tersebut tentu membuat sang ibu merasa sedih, dijelaskanya dengan penuh emosional bahwa selama ini dia bekerja rela menjadi babu, lalu berganti menjadi buruh upah di pabrik, kemudian malamnya menjadi pelayan semua dilakukan agar si anak mampu menyelesaikan pendidikanya untuk meraih cita-citanya. Sangat besar kekecewaan sang ibu terhadap anaknya ketika mendengar pernyataan anaknya. Dialah harapan dan alasan dia hidup sampai saat ini.Namun, apa daya si anak yang selam ini ia banggakan tidak memiliki cita-cita dalam hidupnya. 

Sampai pada suatu waktu sepulang dari bekerja dengan tubuh yang agak kurang sehat, lusuh, kotor, dan berkeringat, Si anak pun tersadar lalu memeluk ibunya kemudian meminta maaf dan kemudian berjanji akan berusaha sekuat tenaga untuk menggapai cita-citanya.

Lalu sang ibu pun berpesan kepada anaknya, agar hidup dengan sebuah mimpi di depan. Mereka yang bisa memanfaatkan waktu dengan bijak, dialah pemenang. Dan yang menyianyiakannya adalah pecundang. Jadi kamu mau jadi apa?

Selalu ingat satu hal. Impianmu bagaimanapun adalah milikmu. Banyak orang yang akan menertawai impianmu. Biarlah mereka terus tertawa. Mereka tidak akan sanggup menggapai mimpimu. Ada beberapa orang yang akan mengerti impianmu. Dekatlah dengan mereka. Merekalah yang akan menjaga impianmu tetap hidup. Kamu akan menghadapi kegagalan ditengah jalan. Itu pasti, Tapi ingat satu hal, jika ada impian yang menemanimu. Tidak ada kegagalan yang berlangsung selamanya. Jangan sampai impianmu meninggalkanmu. Kamu tahu kenapa? Karena jika sesuatu yang harus dicapai dalam hidup ini, adalah impian kita. Dan tidak ada yang bisa mengambil dari kita.

Semoga memberikan kebermanfaatan.

#bandarlampung #bandarlampungcreativecity #kotabandarlampung #kisahhidup #renungan #impian #Mimpi #pemenang #pecundang #kebermanfaatan


Comments