Foto : Ahmad Marulloh (Aktivs Muda, Penggiat Pro Strategic, Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Universitas Lampung) |
Opini atas laporan keuangan merupakan penilaian atas
keterbukaan informasi penggunaan sumberdaya organisasi yang dikelola oleh pihak
manajemen sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pemangku kepentingan. Opini
tersebut diterbitkan oleh pihak independen diluar entitas pelapor untuk menjaga
kepercayaan atas kualitas opini.
Ada 4 jenis opini atas laporan keuangan yaitu, wajar
tanpa pengecualian, wajar dengan pengecualian, tidak wajar, dan tidak
memberikan pendapat. Masing-masing opini mempunyai kualifikasi tersendiri. Lalu
Mengapa opini menggunakan kata wajar bukan benar?
Hal tersebut berkaitan dengan salah satu prinsip
akuntansi yaitu satuan unit moneter. Sehingga sumberdaya organisasi yang bukan
menggunakan satuan tersebut harus dikonversikan sebelum dicatat. Dalam proses
konversi ini kemudian terjadi proses pengukuran nilai.
Akuntansi mempunyai beberapa metode dalam mengukur
nilai yang membuat hasil pengukuran pun berbeda-beda tergantung pada metode
pengukurannya. maka konversi sumberdaya non unit moneter ke unit moneter
menghasilkan nilai yang tidak mutlak.
Contoh kasus pengukuran nilai aset berupa mobil ke
dalam unit moneter indonesia yaitu rupiah. Ketika akan dicatat pada tahun
ke-empat sejak dibeli, maka akan digunakan salah satu dari beberapa metode
penyusutan nilai guna aset. Tentunya hasil perkiraan harga mobil tidak mutlak
melainkan estimasi (perkiraan).
Maka dari itu kata wajar lebih relevan untuk digunakan
daripada kata benar. Karena kata benar digunakan untuk menilai sesuatu yang
mutlak hasilnya.
Semoga memberikan
kebermanfaatan
#bandarlampungcreativecityforum
#bandarlampung #kotabandarlampung #ilmupengetahuan #opini #pemuda #kreatif #bandarlampungcreativecityforum
#bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum
#bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum
Comments
Post a Comment