Foto Ilustrasi: Dheaning Lukita |
Sumpah Pemuda menjadi tonggak dasar tiang persatuan dan
kesatuan di Indonesia. “Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah
darah jang satoe, tanah Indonesia, berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia,
mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia”. Ikrar yang menjadi pelecut
semangat kebangsaan dari kaum pemuda di nusantara yang merasakan satu nasib,
satu wilayah dan satu kesatuan nusantara.
Memiliki kesadaran bahwa perjuangan tidak mungkin
berhasil tanpa adanya persatuan dan kesatuan adalah nilai yang paling penting
dari momen yang bersejarah tersebut. Meninggalkan rasa ego kedaerahaan untuk
menggapai cita-cita bersama. Tentu hal tersebut tidak mungkin tercapai jika
mengedepankan perbedaan. Satu hal yang harus kita ingat dan menjadi nilai penting
lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Republik ini adalah miliki kita bersama. Milik orang
Jawa, Sunda, Batak, Dayak, Aceh, Lampung, Ambon, Padang, Bali dan semua suku
yang ada di Indonesia. Milik orang Islam, Kristen, budha, hindu, konghucu dan
yang memiliki kepercayaan di Indonesia. Republik ini adalah kesatuan dan
persatuan dari banyak komponen yang berbeda. Kita bersatu membentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Tentu kita masih ingat bagaimana Belanda menjajah
nusantara dengan politik “devide et impera” yaitu dengan cara mengadu domba,
dan hasilnya pun sangat sangat berhasil. Selama 350 tahun kita menjadi negara
terjajah yang tereksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia, belum
lagi dengan Jepang selama kurang lebih 3,5 tahun. Betapa sungguh mencengangkan,
350 tahun itu adalah setara kurang lebih 5 generasi. Artinya penjajahan
berlangsung turun temurun, yang terjajah pun terzalimi turun temurun. Bapak,
anak, cucu, cicit, cucut, semua mengalami terjajah.
Devide et impera berhasil kala dimana perbedaan dan kepentingan menjadi
hal yang dimanfaatkan oleh penjajah untuk memuluskan jalan penjajah menguasai
nusantara. Tanpa adanya adu domba, sulit belanda untuk menguasai Indonesia.
Negeri imperialis yang datang dengan misi gold, glory, dan gospel, yang luasnya
tidak lebih besar dari Pulau Jawa tersebut.
Saking lamanya kita dijajah, warisan penjajah secara
kita sadari maupun tidak, masih kita rasakan. Kalau kita lihat beberapa tahun
ke belakang, pun sampai pada hari ini pun, adu domba adalah strategi yang
paling sangat berhasil dimainkan. Dari mental kita yang masih terbawa sikap
kedaerahan, atau memang orang orang yang sengaja mengadu domba kita demi sebuah
kepentingan. Isu ras, suku, agama, dan golongan adalah alat pemecah persatuan
dan kesatuan yang sebenarnya kita sadari dan sayangnya juga paling sering
menimbulkan konflik yang negatif.
Peran media yang begitu aktif syarat akan kepentingan
juga patut disayangkan. Media memiliki peran yang sangat vital bagi
kondusifitas republik ini. keboborokan media dimulai dari materi yang kurang
memberikan edukasi bagi pemirsanya. Tayangan berbau pornografi, contoh gaya
hidup yang melenceng, informasi menyesatkan, menciptakan pola piker pemberontak
dan liberal, dan perilaku kurang etis, merupakan beberapa contoh isi tayangan
di berbagai media saat ini. Sebagai pengingat, mayoritas media besar di
Indonesia adalah milik asing.
Memperkuat persatuan dan kesatuan harus selalu kita
galakkan. Meninggalkan sikap menebar kebencian adalah salah satu tindakan nyata
demi terjaganya persatuan dan kesatuan. Sikap beberapa individu yang sangat
sangat disayangkan, terbawa dengan ego pemikiran merasa benar dengan
pandanganya lalu mengumbar opini dengan niat yang sudah mencari pembenaran.
Sungguh sangat disayangkan.
Mari kita beranalogi, “Kalau kita bersama kita akan
kuat, kalau kita kuat, kita tidak mudah terpecah belah, kalau kita bersatu
pasti akan maju, kalau kita maju, kita akan padu, sejahterlah kita bersama”.
Masyarakat yang kondusif, ekonomi yang kuat, kesadaran nasionalis, ketaatan
pada hukum tentu adalah tujuan kita bersama.
Kalaupun ada orang orang yang memecah persatuan dan
kesatuan, tentu patut kita curigai punya kepentingan apa dia. Negara berhak
untuk melakukan tindakan dan memproses secara hukum. Ketegasan seperti inilah
yang akan memberikan efek jera bagi orang orang yang mempunyai niat jahat pada
republik ini.
Sudah sudah lagi berfikir sempit dalam pembenaran.
untuk apa kita memaksakan kehendak, untuk apa kita kita memaksakan pendapat,
untuk apa?. Ayolah. Satu musuh terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit.
Kesadaran dan kedewasaan menyikap perbedaan tentu juga
menjadi hal yang sangat fundamental. Perbedaan itu yang harusnya membawa kita
menjadi bersatu dalam kesatuan. Rasa toleransi dan tenggang rasa bukankah
selalu kita pelajari dalam pelajaran kewarganegaraan. Menyikapi perbedaan
sebagai sesuatu yang indah, sesuatu yang menjadi nilai dasar pembentukan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Ayo bersama kita resapi. Republik ini adalah negara
yang sangat cantik untuk diperebutkan oleh semua pihak termasuk negara asing.
Sumber daya alam dan sumber daya manusia kita sangat sangat melimpah, kita
pahami itu. Baik kita sadari maupun tidak, saat ini kita dijajah secara
ekonomi, ideology, dan kepentingan. Kalau persatuan dan kesatuan kita goyah,
alangkah sangat mudah negara ini dimanfaatkan oleh kepentingan asing.
Kepada pejabat negara, eksekutif dan legislative,
kepolisian, tentara, partai politik, dan organisasi kemasyarakatan, tentu besar
harapan kita bersama agar memberikan contoh yang baik, kebijakan yang baik.
Meneladankan kesatuan dan persatuan kepada masyarakat. Haruskah kita serahkan
negara ini untuk bangsa bangsa penjajah yang dengan sengaja memperalat oknum
oknum demi kepentingan pribadi dan asing. Kami serahkan keterwakilan aspirasi
kami, suara kami untuk menjalankan negara ini bebas dari kepentingan, menjaga
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Marilah kawan kawan kita jaga persatuan dan kesatuan
republik ini. tinggalkan sikap ego kelompok dan ego pribadi. Mari kita
membangun negara ini dari kesadaran sikap nasionalis dan kebangsaan. Negara ini
adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dibangun dari kebhinekaan,
“Bhineka Tunggal Ika”.
Semoga memberikan kebermanfaatan
Baca Juga :
Sebuah Kritik Sosial
#bandarlampung #bandarlampungcreativecityforum
#indonesia #kesatuan #persatuan #bhinekatunggalika #lampung #aspirasi #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum #bandarlampungcreativecityforum
Comments
Post a Comment