SARJANA, BUKTIKANLAH !

Foto Ilustrasi: Cenny Mundari
Senangnya hati ketika beberapa tahun sudah terselesaikan masa study di kampus. Finnaly hari ini wisuda. Dengan gagah melangkah bertopikan toga berjubah khas wisudawan. Tidak ada yang terfikirkan kecuali rasa bersyukur, senang, bangga, dan banjir ucapan selamat dari rekan dan sanak saudara. Ya itulah wisuda.

Satu hari, dua hari, tiga hari, sampai Seminggu setelah wisuda, pesona sarjana masih terasa. Sebulan, dua bulan, tiga bulan, kok sedikit ada sesak di dada. Sudah kerja dimana? Perntanyaan yang mungkin sangat sering ditanyakan dimana pun kamu berada. Kamu jawab apa?

Ini realita bukan? Anda sudah terlanjur sarjana. Tanggung jawab moral seorang sarjana sebagai kaum intelektual berfikir, berkata, dan bertindak secara intelektual. Seorang sarjana dengan pengorbanan materil dan imateril selama masa kuliah akan selalu dihadapkan pada realita yang sama. Berapa banyak uang yang telah dikeluarkan untuk dirimu. Berapa banyak waktu yang telah kau ikhlaskan untuk wisudamu itu. Kemana kamu akan mengabdi setelahnya.

Sudah barang tentu anda anda semua pasti juga sebenarnya ingin menjawab nya dengan sebuah pembuktian, ini saya sarjana sudah bekerja di perusahaan A dan B, ini saya sarjana sudah memiliki usaha cabang A dan B, ini saya sarjana melanjutkan ke jenjang selanjutnya S2, S3.

Tidak perlu takut anak muda, mengabdilah dimana pun engkau berada. Jalanilah “trah” kamu sebagai manusia yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab harus bekerja dimanapun itu untuk memenuhi kebutuhan. Tidak perlu mempersempit pandangan dengan menganggap bekerja dalah pekerja, pegawai, karyawan. Tidak sesempit itu.

Kamu disekolahkan tinggi bukan juga lantas dituntut untuk menjadi pegawai yang sukses dalam sekejap. Kamu disekolahkan hingga ke jenjang tinggi supaya itu menjadi bekal, alat, media yang menghantarkanmu menggapai cita-citamu. Agar pola pikirmu menjadi berubah. Berubah dari yang sempit menjadi luas, dari yang tidak tahu menjadi tahu, itulah tujuan belajar, tujuan kamu sekolah.

Kuncinya adalah dirimu. kuncinya adalah cita-citamu. Jikalau sudah tidak memiliki cita-cita, habis riwayatmu. Tidak usah terlalu takut melangkah, tidak usah terlalu taut terjatuh. Jaga semangatmu agar tetap terus ada, agar kamu dapat terus maju.

Lalu, apa yang harus saya katakan pada semua orang ketika aku belum menjadi apa-apa? Teruslah berusaha raih cita-citamu apapun itu. Pembuktian adalah jawban, bukan dengan pembelaan. Buktikan kamu bisa. Banyak orang di dunia ini yang akan terlalu sibuk untuk membuat kamu menjadi gagal. Camkan itu.

Jangan anggap ini sebagai pembelaan atas nasib yang kamu alami saat ini. bukan, saya tidak berharap begitu. Pada dasarnya semua butuh pengorbanan, apapun itu, siapapun itu. Pahami kekuatanmu, kelemahanmu, peluangmu, hambatanmu, bukankah kamu sudah diajarkan untuk itu.

Jangan sia-siakan waktumu. Hidup ini terlalu singkat. Yang menanam pasti memanen. Bijaklah dalam apapun. Gunakan bekalmu untuk kamu bejalan mengarungi hidup. Jangan terlalu sombong untuk berjalan ketika kamu belum mampu berlari. Jangan terlalu lemah untuk berlari ketika kamu sanggup untuk berlari.

Persaingan di depan semakin sengit saudaraku. Jangan terlalu malas untuk menggunakan segenap daya kemampuan yang kamu miliki yang telah kamu pelajari. Buktikanlah, berikan senyuman pada orang yang telah mendukungmu, katakana aku bisa pada pencelamu. Sudah seharusnya seperti itu.

Semoga memberikan kebermanfaatan.


#bandarlampung #kotabandarlampung #lampung #inpirasi #wisuda #sarjana #pengabdian #semangat #indonesia #bandarlampungcreativecityforum #creative

Comments