Pro-Strategic Tourism
Institute
|
Perkembangan
industri pariwisata di Indonesia berkembang dengan sangat baik. Peningkatan
produk wisata dan promosi wisata yang terus dilakukan berdampak pada
meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia. Data menunjukkan setiap
bulan nya tidak kurang 1 juta wisatawan datang berkunjung ke Indonesia. Jumlah
tersebut tentunya menjadi sebuah pencapaian dari usaha untuk mempromosikan
pariwisata di Indonesia.
Penting bagi industri pariwisata
Indonesia untuk meningkatkan kontribusinya pada produk domestik bruto (PDB) karena hal ini akan memicu lebih banyak pendapatan devisa (karena
setiap turis asing menghabiskan rata-rata antara 1.100 dollar AS sampai 1.200
dollar AS per kunjungan) dan juga menyediakan kesempatan kerja untuk masyarakat
Indonesia (berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran di negara ini mencapai 5,81% di Februari 2015). Diperkirakan bahwa hampir
9% dari total angkatan kerja nasional dipekerjakan di sektor pariwisata.
Menurut
data Badan Pusat Statistik menunjukkan sampai bulan November tahun 2016, jumlah
kunjungan wisatawan asing ke Indonesia adalah sebesar 10,405,947 pengunjung atau meningkat sebesar 10,46% dari tahun 2015 yang jumlahnya sebesar 9,420,240
pengunjung. Jumlah tersebut juga melebihi pencapaian kunjungan pada tahun 2014
yaitu sebesar 9.435.411 pengunjung sampai desember
2014. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah pencapaian yang patut untuk
dibanggakan sekaligus menjadi potensi yang besar untuk mempersiapkan diri
menjadi tuan rumah yang baik dalam menyambut wisatawan yang datang. (Badan
Pusat Statistik, 2017)
Pariwisata
memiliki posisi strategis dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Dalam era
globalisasi, peran pariwisata akan bertambah penting dengan semakin berkembangnya
bisnis antar wilayah dan kemudahan berinvestasi. Peran seluruh stakeholder
untuk mendukung peningkatan kontribusi pariwisata dalam perekonomian Indonesia
menjadi penting. Oleh karena itu, penetapan kebijakan pengembangan destinasi
dan pemasaran pariwisata yang bermuara pada peningkatan nilai tambah sector
pariwisata di Indonesia menjadi vital. Perkembangan aktivitas pariwisata di
Indonesia tidak hanya mengandalkan pada keberadaan wisatawan mancanegara, namun
juga oleh adanya wisatawan nusantara yang trendnya terlihat semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Salah satu indikasinya adalah peningkatan jumlah penumpang
dan pertumbuhan moda transportasi yang semakin meningkat dan semakin nyaman.
Peningkatan ini merupakan dampak globalisasi yang didukung bertambahnya
masyarakat kelas menengah Indonesia dan semakin terjangkaunya biaya
transportasi.
Saat ini, sektor pariwisata
Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total perekonomian. Pada tahun
2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini dua kali lipat menjadi
8% dari PDB, sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu ambisius) yang
mengimplikasikan bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah pengunjung perlu
ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka mencapai
target ini, Pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur Indonesia
(termasuk infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi), akses, kesehatan
& kebersihan dan juga meningkatkan kampanye promosi online (marketing) di
luar negeri. Pemerintah juga merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015
(untuk penjelasan lebih lanjut, lihat di bawah) untuk menarik lebih banyak
turis asing.
Potensi wisata yang dimiliki Indonesia seharusnya
bisa menjadi andalan untuk mengangkat taraf hidup masyarakat. Sektor pariwisata
bisa menjadi sektor penopang pemasukan negara di bidang non migas. Di era yang
semakin maju semakin pula banyak cara dan strategi untuk mengangkat potensi
wisata di suatu daerah. Masing-masing daerah memiliki kekhasan atau penonjolan
karakteristik alam maupun sosio kultural dan aspek lainnya. Potensi yang ada
bisa diangkat menjadi komoditas dengan manajemen strategi yang tepat untuk
menjadi sebuah destinasi wisata.
Trend
positif industri pariwisata di Indonesia tentunya harus disambut oleh masyrakat
untuk mempersiapkan diri guna berpartisipasi aktif dalam industri pariwisata.
Peran aktif ini dibutuhkan sebagai tindak lanjut atas kesadaran untuk
menjadikan destinasi wisata yang professional serta memunculkan destinasi
wisata baru dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh masing masing
wilayah yang dapat di bagi menjadi desa wisata.
Desa
wisata bertujuan untuk menjadikan wisata sebagai asset bersama yang harus
dijalankan secara professional serta dijalankan oleh masyarakat sebagai
destinasi wisata yang dimiliki bersama serta menjadi tanggung jawab bersama
untuk memajukan desa wisata tersebut.
Pada
kenyataanya, sampai saat ini masih banyak destinasi wisata yang ternyata belum
dikembangkan secara maksimal. Kalaupun sudah ada, manajemen pariwisata belum
dilakukan secara professional. Yang lebih parah adalah adanya pola pikir yang
salah tentang pariwisata itu sendiri dimana pariwisata hanya sebatas keindahan
alam yang dimiliki oleh sebuah daerah. Tentu daerah yang kebetulan tidak
memiliki keindahan alam merasa tidak perlu untuk berpartisipasi. Padahal ketika
ada sebuah integrase antar daerah untuk saling menopang dalam industri
pariwisata, menjadi sebuah kekuatan daerah wisata yang tentu saja mampu
mensejahterakan masyarakatnya. Hal inilah yang menjadi inti dari diperlukanya
pengelolaan desa wisata yang professional.
Beberapa permasalahan di atas tentu membutuhkan
sebuah solusi nyata demi meningkatkan peran aktif masyarakat dalam industry
pariwisata. Diperlukan tindakan nyata sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan para pengelola desa wisata.
Memaksimalkan Wisata di daerah dengan menerapkan Desa Wisata dapat diupayakan
melalui adanya pelatihan pengembangan pengelolaan desa wisata.
Pelatihan dan pengembangan
desa wisata dilaksanakan dalam rangka meningkatkan wawasan, pengetahuan dan
kapasitas pengelola desa wisata. Sebuah desa
wisata bisa dikatakan sukses dapat terlihat dari tingkat kunjungan wisatawan,
lama tinggal wisatawan di desa, banyaknya uang yang dibelanjakan, dan
kedatangan ulang wisatawan di desa tersebut. Pengembangan desa wisata selain
ditentukan oleh potensi sumberdaya yang ada di desa tersebut, juga tidak
terlepas dari peran sumberdaya manusia. Pengelola desa wisata memiliki peran
utama dalam mengelola dan memanajemen desa wisata.
Comments
Post a Comment